CV. NUART BALUSE adalah Penerbit Buku yang berlokasi di Jalan Pratama No. 23, Benoa, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dengan spesialisasi dalam penerbitan buku fiksi dan non-fiksi.

gambar

gambar
KREDIT MOTOR CEPAT 3 HARI KERJA!

Rintik Keraguan dalam Keheningan Iman


Penulis: Sinuyu Waruwu
Editor : Nuart Baluse

Neil Shenvi seorang apologet Kristen dalam esainya mengatakan bahwa iman adalah musuh dari akal. Akal membutuhkan kepastian dan pemikiran rasional sedangkan iman merupakan keyakinan dan kepastian. Berangkat dari pemikiran Shenvi bahwa iman sebagai kepastian, dan setiap manusia hidup berdasarkan keyakinan baik itu tentang kepercayaan, cita-cita, tradisi dan filosofi.
Apabila diperhadapkan dengan realitas, orang yang ragu pun tidak boleh meragukan keraguannya! Artinya keraguan itu sendiri merupakan kepastian bahwa perlu keyakin terhadap sesuatu yang diragukan. Jika masih ragu dengan apa yang diragukan tidak ada gunanya sebab orang tersebut tidak percaya pada pemikirannya sendiri atau pada keraguannya. Dengan kata lain setiap orang membutuhkan kepastian meskipun kepastian itu harus ditempuh dengan skeptis atau beriman.


Saya dan anda pasti pernah mengalami keraguan terhadap iman Kristen? Mungkin anda pernah bertanya, Tuhan itu ada gak sih? Benar gak ya Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat? Pertanyaan demikian memberikan ruang pada diri kita untuk mengukur sejauh mana kita percaya. Keraguan itu bukan dosa tapi hidup dalam keragu-raguan itu dosa. Saya dan anda ciptaan sempurna Allah yang dibekali dengan akal dan pikiran. Ragu itu perlu sebagai jeda kepercayaan untuk mengevaluasi iman dan pengetahuan kita tentang Allah. Apabila anda ragu sudah tentu bertanya dan mencari kebenaran. Namun, anda jangan menenggelamkan iman dengan keraguan, biarlah keraguan itu memantapkan hati dan pikiran untuk terus haus akan kebenaran. Jangan pernah merasa puas dengan pengenalan Allah, anda harus mendalami tentang Tuhan setiap hari. Jadi, ketika keraguan itu muncul harus menjadi magnet panarik kita dekat dengan Allah bukan benteng yang memisahkan.


Pengertian Iman dan Iman
Surat Ibrani memberikan pengertian tentang iman Ibrani 11:1 (TB)  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tahukah anda bahwa bunyi dari surat Ibrani tersebut bukan esensi dari iman itu sendiri melainkan pengertian dari iman. Tuhan Yesus memperkenalkan apa itu iman kepada salah seorang murid-Nya yang bernama Petrus.
Matius 14:28-29 (TB)  Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 
Dari kisah ini kita dapat memahami bahwa Petrus percaya bahwa yang berjalan diatas air adalah Yesus meski murid yang lain memiliki pengamatan sendiri dan ketika Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air itulah yang disebut iman. Jadi iman itu bukan sekadar kepercayaan terhadap sesuatu tapi berani mempercayakan diri seutuhnya. Petrus percaya bahwa ia dapat berjalan di atas air karena Tuhan Yesus yang menyuruh. Namun, keraguan Petrus muncul ketika ia merasa tiupan angin "Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku! Matius 14:30 (TB)". Dari kisah Petrus, Alkitab memberikan gambaran kepada kita bagaimana iman dan keraguan itu terjadi dalam satu peristiwa dan dengan waktu yang berdekatan. Artinya, ketika keraguan itu melebihi iman, maka jiwa manusia akan tenggelam, apabila iman itu melebihi keraguan maka manusia mengalami peneguhan dari Allah.


Praktik Iman yang Salah di Gereja
Pernahkah anda mendengar kata-kata seperti ini "jika anda beriman, maka anda sembuh, jika anda percaya maka anda memperoleh berkat, jika anda menabur maka anda akan menuai". Praktik semacam ini adalah keliru, mengapa demikian? Bagaimana jika anda tidak sembuh, tidak kaya dan tidak memperoleh berkat secara materi setelah anda memberi, menabur dan beriman kepada Allah. Bukankah ini menandakan anda tidak beriman? Praktik iman demikian adalah penyesatan sebab tidak ada bedanya dengan kepercayaan diri. Tuhan Yesus memberikan contoh kepada kita bahwa klaim iman bukan memaksa Allah melainkan terjadi menurut kehendak Allah Markus 14:36 (TB)  Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." Tuhan Yesus memberikan contoh kepada kita orang percaya bahwa segala sesuatu boleh terjadi atas kehendak Allah bukan klaim sepihak dari manusia dengan dalil "asalkan anda beriman". Pesan saya jangan melebihi Tuhan Yesus ketika anda mengklaim sesuatu dengan dalil kepada Allah. 
Para reformator mengakui bahwa didalam iman terdapat tiga komponen, yaitu: notia, assensus dan fiducia. Notitia merupakan pengetahuan kognitif tentang Injil dan iman Kristen. Assensus tentang kepercayaan dan persetujuan terhadap objek iman. Fiducia adalah kepercayaan penuh dan mempercayakan diri kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus.
Iman itu adalah instrumen pembenaran manusia di hadapan Allah (bnd. Roma 10:14-17) sedangkan perbuatan adalah tindakan dan buah dari iman. Iman itu saya ilustrasikan sebagai kunci untuk membuka pintu rumah sedangkan perbuatan memastikan anda tetap berada di rumah tersebut. 


Cara Mengatasi Keraguan 
Pertama, lakukanlah kegiatan atau aktivitas yang menghubungkan anda dengan Allah, misalnya berdoa untuk memohon tuntunan, mendengar khotbah atau pengajaran tentang iman dan apologetika. 
Kedua, renungkan kembali keajaiban-keajaiban yang telah anda terima dari Tuhan. Misalnya saat anda berdoa meminta kesembuhan, Tuhan menyembuhkan anda.
Ketiga, baca Alkitab untuk menemukan kebenaran dan menepis keraguan di hati anda. Sebab Tuhan Yesus berkata 'Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Lukas 11:10)". Jika anda sungguh-sungguh mencari kebenaran, Roh Kudus akan memimpin anda untuk memperoleh kebenaran yang meneguhkan iman.


Jadi, keraguan itu hal yang wajar tapi kita sebagai orang percaya tidak boleh hidup dalam keraguan. Keraguan harus menjadi titik pijak bagi kita untuk mengevaluasi apa yang sudah kita percayai dan pengenalan kita kepada Allah didalam Tuhan Yesus Kristus.


Sumber:
Bible Hub 
Ligonier Ministries https://learn.ligonier.org/devotionals/three-aspects-of-faith
Christianity https://christianity.stackexchange.com/questions/31589/what-is-the-background-of-the-words-notitia-fiducia-and-assensus-and-how
Neil Shenvi https://shenviapologetics.com/faith-doubt-and-certainty/
Quora https://id.quora.com/Kenapa-saat-saya-meragukan-Tuhan-malah-semakin-banyak-Tuhan-perlihatkan-kasih-nya-terhadap-saya-Saya-tidak-bermaksud-mencobai-Tuhan-ketika-saya-ragu-saya-akan-mencari-lebih-banyak
Sabda.org https://reformed.sabda.org/anatomi_kepercayaan_dan_iman_sebuah_refleksi_teologis_dan_pastoral_1
Uofn Bali https://www.uofnbali.org/7-hal-dalam-mengatasi-masa-keragu-raguan-sebagai-orang-kristen/

0 Comments