TEMPURUNG KEBEBASAN "Penulis: Sinuyu Waruwu"
Penulis: Sinuyu Waruwu
Editor: Nuart Baluse
Pelajaran sejarah telah mendikte hati dan pikiran kita orang Indonesia bahwa nenek moyang kita dulunya pernah terjajah, diperlakukan secara tidak manusiawi. Narasi yang selalu disampaikan bahwa semangat juang para pemuda, tokoh-tokoh pejuang dari berbagai daerah mematahkan kutukan penjajahan itu di atas bumi pertiwi.
Teks proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi suara hati terdalam untuk menyuarakan kebebasan dari perbudakan. Soekarno menjadi tokoh penting mewakili seluruh rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan.
Sejarah kemerdekaan telah menggiring kita memahami kebebasan itu sebagai nilai yang tidak bisa ditukarkan oleh apapun. Memperolehnya hanya dengan perjuangan dan pengorbanan. Namun, pernahkah kita memikirkan bahwa kata "kebebasan" itu pada zaman sekarang hanya konsep yang mengenakan telinga, sebab tidak seorang pun yang benar-benar menjadi manusia bebas baik dalam beragama, bernegara dan bekerja.
Zaman dulu orang-orang berusaha terbebas dari penolakan muka pas-pasan, menggunakan susuk untuk mempercantik diri. Tapi sekarang susuk digital digunakan, berapa orang yang tertipu karena filter dan berapa ratus ribu orang yang belum siap menerima dirinya.
TIDAK ADA KEBEBASAN! KEBEBASAN YANG TERBATAS
freedom is limited, not unlimited, kebebasan itu terbatas bukan tidak terbatas. Tema tulisan yang saya bagikan kepada para pembaca budiman tentang Kebebasan dalam tempurung. Menurut saya sendiri tidak ada manusia bebas, "sebebas-bebasnya" manusia hanya sebatas kebebasan yang terkekang, dan itu bukan kebebasan yang anda pikirkan selama ini? Perlu anda ketahui sejatinya kebebasan itu terikat! Kebebasan yang tidak terikat adalah kejahatan dan melanggar hukum. Kebebasan yang tidak dibatasi membawa malapetaka, sebab setiap orang berbuat sesuai keinginannya tanpa peduli perasaan maupun keselamatan orang lain.
2 Korintus 3:17 (TB) Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Dalam bahasa Yunani kebebasan itu memiliki dua pengertian "apeleutheros dan eleutheros" yang sama-sama menunjuk pada kebebasan bukan kemerdekaan.
1. apeleutheros (kata kerja) artinya 'seseorang dibebaskan secara murni', mengacu kepada orang yg lahir dari dan dalam keluarga budak, dan telah dibebaskan. Dalam 1 Korintus 7:22a mengacu kepada orang yang dibebaskan oleh Tuhan dari perhambaan penyembahan berhala (bnd 1 Korintus 12:13; Kolose 3:11; Wahyu 13:16).
2. Eleutheros (kata kerja) 'orang bebas' muncul dalam surat 1 Kor 7:21, 22b; juga dalam Wahyu 6:15; eleuthera, 'perempuan merdeka' (Galatia 4:22-23, 30) membedakan Sarah, istri Abraham, dari Hagar gundik Abraham, budak perempuan yang berasal dari Mesir. Kiasan tersebut terkait dengan hal ini disajikan Rasul Paulus dalam Galatia 4:31.
Dalam terjemahan LAI disebutkan "kemerdekaan" tapi dapat diartikan juga dengan kebebasan, jadi tidak heran apabila kebabasan/kemerdekaan memiliki dua pemaknaan dalam bahasa Inggris yaitu freedom dan liberti. Freedom dapat diartikan sebagai kebebasan berbicara dan berekspresi, kebebasan untuk beragama, kebebasan dari keinginan, dan kebebasan dari rasa takut.
Sekarang kita akan melihat kata kemerdekaan dalam TB LAI) berdasarkan bahasa asli yaitu bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani disebutkan ἐλευθερία "eleutheria" (kata benda/akar kata) -> Freedom
ἐλευθερία -> keadaan Bebas dari perbudakan
Keadaan merdeka karena dimerdekakan oleh Kristus dari perbudakan dosa. Jadi, kemerdekaan dapat diartikan sebagai legalitas dan kebebasan adalah ekpresi dari kemerdekaan. Berdasarkan bahasa Yunani ἐλευθερία dapat diterjemahkan dengan tepat "Kebebasan". Jika yang dimaksudkan nats ini kebebasan maka orang Korintus dibebaskan dari apa? Paulus menyebutkan orang orang Korintus eleutheria dari perbudakan, yaitu budak dosa. Orang Korintus sebelum percaya Yesus merupakan budak dosa sebab mereka hidup dibawah hukum dosa dan upah dosa ialah maut. Artinya, Orang Korintus dulunya berjalan menuju kebinasaan tapi oleh Roh Kristus (πνεῦμα κύριος / Roh Kristus). beroleh kebebasan. Kebebasan itu dikerjakan oleh Roh Allah yaitu Roh Kudus menginsafkan mereka dari segala perbuatan yang tercela dimata Allah.
Perlu saudara ketahui bahwa di dunia ini manusia hanya bisa memilih menjadi hamba Allah atau hamba iblis. Hamba iblis membawa kematian kekal tapi hamba Allah membawa kehidupan kekal.
Dalam pemahaman budaya zaman itu kebebasan itu dilatarbelakangi oleh penahanan, penjara atau perbudakan. Hal ini tidak mengherankan karena penjara untuk orang bersalah karena telah melanggar hukum negara, dan perbudakan pada zaman itu merupakan hal biasa. Seorang budak tidak memiliki hak atas dirinya, tuan berkuasa sepenuhnya atas dirinya bahkan hidup dan mati ditentukan oleh tuan. Ketika hal itu digambarkan bagi orang Korintus yang diperbudak oleh dosa maka mereka tidak bisa melepaskan diri terkecuali ada yang membeli mereka dari perbudakan tersebut. Yesus Kristus telah membayar mereka dengan darah-Nya. Untuk itu orang Korintus hidup dibawah perbudakan Allah, makanya dibagian perikop pasal ini disebutkan pelayan. Pelayan itu merupakan bahasa halus menggantikan kata perbudakan. Dulu orang Korintus melayani Iblis dengan berbuat dosa maka sekarang orang Korintus adalah pelayan Kristus yang harus hidup melayani Allah.
Namun, jemaat Korintus menyalahgunakan kebebasan itu dengan meminta pujian dari pelayanan yang mereka kerjakan. Seharusnya itu sudah menjadi kewajiban tapi kehausan pujian mengakibatkan mereka sombong rohani dengan berbagai karunia yang dimiliki. Akibatnya terjadi perselisihan (bnd. 1 Kor 3) dan membanggakan diri sendiri dengan merendahkan pelayanan orang lain. Paulus mengingatkan mereka pada ayat yang pertama "Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? ( 2Korintus 3:1)". Paulus memberikan contoh dirinya sendiri dalam pelayanan, ia bekerja keras dalam menyebarkan injil tapi tidak meminta pujian bahkan ketika dia dipuji dikembalikan pujian itu dikumandangkan bagi Kristus yang menjadi tuannya. Lalu apa yang bisa kita petik dalam kehidupan sehari-hari mengenai kebebasan?
1. Kebebasan rohani yang saudara miliki merupakan anugerah Allah yang dikerjakan oleh Roh Kudus maka gunakanlah kebebasan itu untuk hidup melayani Allah. Saudara bukan lagi budak dosa yang hidup untuk membuat dosa dalam dalam pelayanan dengan kesombongan. Khususnya bagi para pelayan Tuhan, apakah ketika melayani untuk Tuhan? atau untuk meninggikan diri untuk dilihat orang lain? Mari kita mengoreksi diri masing-masing.
2. Kebebasan dari Kristus harus membuat kita berbuah kemerdekaan rohani, artinya kita mewartakan injil tanpa harus terbebani oleh berbagai hal dan kepentingan. Jangan sampai melayani karena urusan finansial atau ekonomis. Melayani dengan imbalan uang atau iming-iming diberkati Tuhan. Ingat, sebelum saudara melayani sudah diberkati oleh Tuhan dan berkat terbesar itu adalah saudara memperoleh kehidupan kekal, terhindar dari maut.
3. Kebebasan dalam kehidupan sehari-hari juga perlu diperhatikan dalam bertangga dan bermasyarakat. Saudara diberikan kebebasan oleh negara, dan kebebasan itu dilindungi tapi perlu menjadi alarm bagi kita bahwa kebebasan yang kita miliki dibatasi oleh kebebasan orang lain. Contoh nya saja ketika saudara tinggal di kost atau perumahan, tidak boleh membunyikan musik dengan volume tinggi supaya tidak mengganggu meskipun itu speaker atau hp saudara sendiri tapi kebebasan untuk memutar musik itu dibatasi oleh ketenangan orang lain. Tetangga saudara mempunyai hak untuk tenang.
4. Tidak ada kebebasan! Ketika saudara memperhatikan serangkaian penjelasan saya diatas maka saudara berpikir benar-benar memiliki kebebasan tapi pada faktanya tidak ada kebebasan murni yang ada kebebasan "terbatas" Dan apakah "kebebasan terbatas" itu disebut sebagai kebebasan? Ketika saudara dibebaskan oleh Kristus dari perhambaan dosa maka saudara beralih menjadi hamba Kristus, hidup sesuai aturan Kerajaan Allah. Demikian pula di bangsa ini saudara terikat dengan norma, dan hukum yang berlaku. Contoh kebebasan berpendapat, saudara bisa memposting apa saja di media sosial tapi tidak boleh mencemarkan nama baik seseorang, ras atau sebuah kepercayaan. Dengan kata lain tutur kata dan tulisan saudara terkekang oleh namanya aturan tertulis dan aturan tidak tertulis di masyarakat.
Referensi
Teater Signature. Mendefinisikan kebebasan. Diakses https://www.sigtheatre.org/signature-in-the-schools-the-spoken-word-educational-resources/defining-freedom
Apk Hebrew/Greek Interlinear Bible
Apk Kamus Alkitab SABDA
Apk Alkitab TB SABDA
0 Comments